Universal House

Didesain oleh Theori Studio
4.9
566
Telah didownload 22 kali

Universal House

Didesain oleh Theori Studio
4.9
566

Biaya konstruksi mulai dari

Rp610.800.000


Ukuran Lahan 10m x 27m
Lantai 1
Luas Lahan 270 m2
Kamar Tidur 3
Luas Bangunan 153 m2
Kamar Mandi 2
Gaya Desain Modern | Minimalis | Tropical
1
Taman
31.70 m
2
Carport
15.30 m
3
Toilet dalam
7.00 m
4
Teras
17.15 m
5
Kamar Tidur
10.50 m
6
Ruang Tamu
11.65 m
7
Ruang Keluarga
11.65 m
8
Kamar Tidur
11.38 m
9
Kamar Tidur
9.63 m
10
Ruang Makan
11.00 m
11
Dapur
9.80 m
12
Toilet
3.75 m
13
Ruang Jemur
6.00 m
14
Ruang Cuci
6.00 m
15
Mushala
9.00 m
16
Teras
7.15 m
17
Taman
18.80 m
18
Kolam
13.90 m
Struktur
Struktur Beton
Beton Bertulang

Lantai
Lantai Keramik
Keramik 60/60 cm

Lantai
Lantai Carport Batu Alam
Batu Alam

Dinding
Dinding Bata Merah
Batu Bata

Dinding
Plesteran Dinding
Portland Cement 1pc : 5ps

Dinding
Acian Dinding
Portland Cement

Dinding
Cat Dinding
Cat Interior / Eksterior

Dinding
Dinding Batu Alam
Batu Alam

Plafon
Rangka Plafond Kayu
Kayu usuk 4/6 cm

Plafon
Plafond Gypsum
Gypsumboard 9 mm

Atap
Rangka Atap Baja ringan
Baja Ringan C75

Atap
Atap Genteng Beton
Genteng Beton

Pintu & Jendela
Kusen Kayu
Kayu Jati/Bengkirai/Glugu

Pintu & Jendela
Daun Pintu Kayu
Kayu Jati

Pintu & Jendela
Daun Pintu Aluminium
Aluminium 4"

Deskripsi

Rumah dengan konsep universal ini memiliki 3 aspek utama dalam perancangan. Pertama adalah aksesibel, aspek ini merupakan respon kesetaraan dan kemandirian dalam rumah. Setiap anggota harus mampu mengakses secara mandiri kesetiap ruang yang ada di dalam rumah. Hal ini diwujudkan dengan penggunaan ramp pada area dengan perbedaan lantai dan minimnya elevasi pada setiap ruang. Kedua adalah keamanan, Pemilihan perkerasan outdoor harus tidak licin saat basah dan adanya handrailing pada ramp dan kamar mandi. Ketiga adalah kenyamanan, perwujudan toilet khusus bagi anggota disabilitas dan dimensi-dimensi yang ergonomis pada prabot dan bukaan merupakan respon pada aspek ini. Toilet disabilitas haruslah mampu diakses dengan kursi roda sehingga ukurannya harus lebih besar dari ukuran toilet normal. Rumah ini berlatar belakang atas respon pemilik yang ingin menghadirkan rumah yang layak dan nyaman bagi semua anggota keluarga tak terkecuali anggota keluarga yang memiliki kebutuhan khusus (disablitas) dengan tingkat pengawasan yang cukup intens sehingga perlunya akses langsung antarkamar dan terhubung dengan kamar mandi. Walaupun dalam pengawasan yang intens desain harus mampu mendukung kemandirian penghuninya pada kegiatan sehari-hari. Penggunaan langgam arsitektur tropis dan minimalis merupakan respon terhadap langgam bangunan sekitar site perkampungan. Bangunan sekitar didominasi dengan rumah sederhana beratap limas atau pelana. Bentuk bangunan yang sederhana dan ergonomis dapat membantu penghuni dalam perawatan (less effort). Bangunan dengna atap pelana dilengkapi dengan jendela atas yang memungkinkan setiap ruang mendapatkan pencahayaan alami. Penggunaan roster pada dinding belakang turut membantu bangunan memperoleh pengudaraan alami.

Rumah dengan konsep universal ini memiliki 3 aspek utama dalam perancangan. Pertama adalah aksesibel, aspek ini merupakan respon kesetaraan dan kemandirian dalam rumah. Setiap anggota harus mampu mengakses secara mandiri kesetiap ruang yang ada di dalam rumah. Hal ini diwujudkan dengan penggunaan ramp pada area dengan perbedaan lantai dan minimnya elevasi pada setiap ruang. Kedua adalah keamanan, Pemilihan perkerasan outdoor harus tidak licin saat basah dan adanya handrailing pada ramp dan kamar mandi. Ketiga adalah kenyamanan, perwujudan toilet khusus bagi anggota disabilitas dan dimensi-dimensi yang ergonomis pada prabot dan bukaan merupakan respon pada aspek ini. Toilet disabilitas haruslah mampu diakses dengan kursi roda sehingga ukurannya harus lebih besar dari ukuran toilet normal. Rumah ini berlatar belakang atas respon pemilik yang ingin menghadirkan rumah yang layak dan nyaman bagi semua anggota keluarga tak terkecuali anggota keluarga yang memiliki kebutuhan khusus (disablitas) dengan tingkat pengawasan yang cukup intens sehingga perlunya akses langsung antarkamar dan terhubung dengan kamar mandi. Walaupun dalam pengawasan yang intens desain harus mampu mendukung kemandirian penghuninya pada kegiatan sehari-hari. Penggunaan langgam arsitektur tropis dan minimalis merupakan respon terhadap langgam bangunan sekitar site perkampungan. Bangunan sekitar didominasi dengan rumah sederhana beratap limas atau pelana. Bentuk bangunan yang sederhana dan ergonomis dapat membantu penghuni dalam perawatan (less effort). Bangunan dengna atap pelana dilengkapi dengan jendela atas yang memungkinkan setiap ruang mendapatkan pencahayaan alami. Penggunaan roster pada dinding belakang turut membantu bangunan memperoleh pengudaraan alami.

Ulasan

4.9

/5

5
4
3
2
1

4.9

/5

24 Ulasan

5
4
3
2
1
Konsultasi Gratis
Butuh konsultasi dan modifikasi desain hunian Anda

Wishlist
Unduh Gratis Beli Sekarang
Telah didownload 22 kali
Konsultasi Gratis
Butuh konsultasi dan modifikasi desain hunian Anda
Rekomendasi Desain
Lihat Semua

Rekomendasi Desain